Minggu, 20 April 2014

Amniotomy (Amniotomi atau Pecah Ketuban)



Cairan amnion (air ketuban) berfungsi sebagai perisai untuk melindungi bayi dari tekanan kontraksi uterus. Selama selaput ketuban masih utuh, bayi akan terlindung dari infeksidan sebagian anoksia dan fetal distres yang bisa terjadi selama kontraksi hipertonik. Amniotomi rutin selamapersalinan normal tidak memberikan keuntungan bagi ibu danbayi. Tinjauan studi tentang prosedur amniotomi rutin yang dilakukan menunjukkan tidak ada fase pemendekan padaproses persalinan, justru terjadi peningkatan kemungkinanpersalinan dengan operasi caesar.
Marilah kita simak penjelasan tentang amnitomi!

Pengertian Amniotomi

Tindakan untuk membuka selaput amnion dengan jalan membuat robekan kecil yang kemudian akan melebar secara spontan akibat gaya berat cairan dan adanya tekanan di dalam ronggaamnion.

Alasan Menghindari Amniotomi

  1. Kemungkinan kompresi tali pusat.
  2. Molase yang meningkat serta kemungkinan kompresi kepala yang tidak merata.
  3. Tekanan yang meningkat pada janin mengakibatkan oksigenasi janin yang berkurang.

Indikasi Amniotomi

  1. Jika ketuban belum pecah dan pembukaan lengkap.
  2. Akselerasi persalinan.
  3. Persalinan pervaginam menggunakan instrumen.
  4. Pada kasus solusio plasenta.

Keuntungan Amniotomi

  1. Melakukan pengamatan ada tidaknya mekonium.
  2. Menentukan punctum maksimum denyut jantung janin (DJJ) akan lebih jelas.
  3. Mempermudah perekaman pada saat pemantauan janin.
  4. Mempercepat proses persalinan.

Kerugian Amniotomi

  1. Timbul trauma pada kepala janin yang mengakibatkan kecacatan pada tulang kepala.
  2. Menambah kompresi tali pusat akibat jumlah cairan amniotik berkurang.

Penemuan-Penemuan Warna Air Ketuban

  1. U: membran masih utuh, memberikan sedikit perlindungan kepada bayi dan uterus, tetapi tidak memberikan informasi tentang kondisi janin.
  2. J: membran pecah dan tidak ada anoksia janin.
  3. M: cairan ketuban bercampur mekonium, menunjukkan adanya anoksia atau anoksia kronisbayi.
  4. D: cairan ketuban bercampur darah, kemungkinan menunjukkan pecahnya pembuluh darahplasentatrauma pada servik atau vagina ibu, trauma bayi.
  5. K: kering, kantung ketuban bisa menunjukkan sudah lama selaput ketuban pecah atau postmaturitas janin.

Prosedur Amniotomi

Berikut adalah prosedur amniotomi:

Sikap dan perilaku

  1. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan.
  2. Melakukan komunikasi dengan ibu/pasien selama tindakan.
  3. Memakai alat pelindung diri (APD) lengkap.
  4. Mencuci tangan dan mengeringkan dengan handuk kering sebelum dan sesudah tindakan.
  5. Memakai dan melepas sarung tangan steril atau desinfeksi tingkat tinggi (DTT).
  6. Mendekontaminasi alat pasca tindakan.

Content/Isi

  1. Mendengarkan denyut jantung janin (DJJ).
  2. Melakukan pemeriksaan dalam di antara kontraksi dan raba secara hati-hati selaput ketubanuntuk memastikan kepala telah masuk panggul dan tidak teraba tali pusat/bagian-bagian janin.Catatan: pemeriksaan dalam lebih nyaman dilakukan di antara kontraksikecuali jika selaputketuban tidak teraba.
  3. Menggunakan tangan yang lain, menempatkan setengah kocher ke dalam vagina dan memandu dengan jari tangan.
  4. Memegang ujung klem di antara ujung jari, menggerakkan jari dengan lembut dan menyobek kulit ketuban sampai pecah. Membiarkan air ketuban membasahi jari tangan.
  5. Menggunakan tangan yang lain untuk mengambil setengah kocher dan meletakkan ke dalam larutan klorin.
  6. Tangan yang satu tetap berada di dalam vagina tetap untuk mengetahui penurunan kepaladan memastikan tali pusat/bagian-bagian kecil teraba.
  7. Mengeluarkan tangan secara lembut dari dalam vagina (setelah diketahui penurunan kepaladan tidak ada tali pusat/bagian janin lain).
  8. Melakukan evaluasi warna ketuban, adakah mekonium atau darah.
  9. Memeriksa ulang denyut jantung janin (DJJ).

Teknik

  1. Meletakkan alat secara ergonomis.
  2. Menjaga privasi pasien.
  3. Melaksanakan tindakan secara sistematis, efektif dan efisien.

( via www.lusa.web.id )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar